NEWS

MSG dan Kesehatan

Sunny Gold adalah produk olahan makanan yang mempunyai kadar msg rendah 16 kali dibandingkan produk dari kompetitor.
 Produk olahan tersebut sudah mengikuti aturan international terhadap komposisi dari msg, untuk itu produk 
sunny gold adalah produk yang baik untuk di konsumsi untuk keluarga anda
MSG, di masyarakat kita sering disebut Vetsin, atau orang Jawa bilangnya “Micin”. Penyedap rasa buatan 
yang sudah sangat lazim digunakan sebagai bumbu masakan. Bahkan tak sedikit yang menganggap 
tak akan sedap masakan itu tanpa micin.
Anak kecil dan Ibu yang sedang mengandung, jangan diberi MSG!
Kesemuanya mempunyai komposisi yang sama yaitu : Mono Sodium Glutamat (MSG) yang rumus 
kimianya HCOCCH (NH2) 2 COO-NA hasil campuran asam glutamat dan natrium Hidruksid 
(yang saterusnya penyedap makanan itu istilahnya disebut MSG).
Bahan yang paling penting untuk membuat MSG yaitu
asam glutamat yang berupa asam amino yang ada pada tumbuhan, hewan, minyak bumi dan pada tubuh mauusia. Pernah diberitakan bahwa asam glutamat itu dibuatnya dari otak babi. Hal ini sukar untuk
 dipercaya sebab tidak ekonomis, susah untuk membuatnya dan lagi asam asam glutamate yang
 ada di dalam otak babi itu hanya berkadar 0.01 %.
Di sini pabrik MSG membuat asam glutamat itu dari Melase (gula tetes), sisa gula tebu yang sudah
 tidak bisa menjadi kristal. Di negara yang tidak mempunyai tebu, asam glutamat itu dibuatnya 
dari ganggang, gulabit, gandum, kedelai, tapioka, minyak bumi atau sengaja membuatnya secara sintetis.
Pembuatannya itu memerlukan teknologi tinggi serta modal yang tidak sedikit.
MSG dan kesehatan
Orang Jepang menggunakan MSG dari tahun 1920, oleh sebab MSG sudah merebak keseluruh Dunia, 
para ilmuwan sudah mengadakan berbagai percobaan, bahaya atau tidaknya MSG ini. Pada awalnya
 yang dipakai percobaan itu anak Ayam, anak Bebek, Kelinci dan Monyet.
SHIMIZHU dkk, yang mengadakan penelitian pada tahun 1971 melaporkan bahwa MSG yang diberikan 
kepada anak ayam yang dicampurkan pada air minumannya menyebabkan matinya anak ayam 
tersebut disebabkan ginjalnya rusak.
GREENBERG dkk. (1973) melaporkan hahwa Tikus kecil yang diberi pakan MSG ketahuan sel-sel 
darah putihnya berubah berupa sel-sel kanker.
SNAPIR dkk. (1973 ) melaporkan bahwa anak ayam sudah diberi MSG, jumlah sel otaknya berkurang
 24% dibanding dengan anak ayam yang normal tanpa diberi MSG.
Institut Penelitian Dan Pencegahan. Untuk kesehatan Nasional dari Kementrian Kesehatan Jepang 
sudah mengadakan percobaan dengan jalan memberi larutan MSG 2% terhadap beberapa anak ayam.
 Ketahuan hahwa anak Ayam tersebut semuanya mati.
Sedang yang dilaporkan oleh Baptist (1974) yaitu : ” MSG di Singapura menyebabkan penyakit radang
 hati dan menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) bagi anak-anak sekolah. “
Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Dr. Iwan T. Budiarso yang hasilnya yaitu : anak Ayam 
dan Anak Bebek yang diberi MSG itu mati. Sedangkan anak Ayam yang sudah agak besar seperti 
yang dibius, jalannya tidak normal, dan rupa-rupa gejala lainnya.
Masih banyak penilitian-penelitan yang membuktikan bahwa MSG itu positif menimbulkan kelainan 
terhadap hewan-hewan yang dibuat percobaan.
Sedangkan penelitian yang mengatakan MSG itu tidak menyebabkan mengganggu kesehatan, datangnya
 dari catatan ilmiah Dr. Achmad Ramli. Ketua Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syara Dep. Kes. R.I.
 juga dari Lembaga Farmasi Nasional Kesehatan R.I. dan Kepala Balai Penelitian Kimia 
P.N. NUPIKAYASA menyatakan bahwa MSG tidak menimbulkan hahaya terhadap kesehatan kalau 
dalam pemakaiannya sewajarnya.
Tapi ini penelitian pada tahun 1962 sedangkan penelitian yang menemukan adanya pengaruh itu pada
 tahun 1969 . Oleh sebab itu tentu penelititahun 1962 perlu ditanya akan bonafiditasnya.
WHO pun tidak tinggal diam, hasil penelitian yang berupa rekomendasi yang disampaikan pada sidang 
CODEX ALIMENTARY COMMISSION (CAC) tahun 1970 menyebutkan hahwa MSG berupa makanan sehari-hari, bisa dipakai paling banyak 6 mg/kg berat badan manusia dewasa. Jadi kalau berat hadannya 50kg, seharinya tidak boleh lebih dari 2 gram.
Di Amerika, dan di Singapura ada peraturan yang menyebutkan tidak boleh ditambahkan terhadap makanan bayi dan terhadap makanan yang sudah jadi (instant). Makanan harus memakai takaran yang sudah ditentukan dan menyampurkannya pun harus dibatasi.


Efek samping dari hasil penelitian FDA berupa: 
• Rasa terbakar di bagian belakang leher, lengan depan dan dada
• Rasa kaku pada bagian belakang leher, yang akan menjalar ke lengan dan punggung
• Rasa nyeri, hangat dan lemah pada wajah, pusat, punggung atas, leher dan lengan
• Muka terasa tegang
• Sakit di dada
• Sakit kepala
• Mempercepat detak jantung
• Kesulitan bernapas
• Mengantuk
• Lemah dan lelah

No comments:

Post a Comment